AHLAN WAZAHLAN

SELAMAT DATANG. Anda bisa nongol di blog ini, semoga saja kita dapat melakukan segala hal yang menyangkut persoalan yang universal dalam kehidupan sehari-hari yang riil.

Rabu, 06 Januari 2010

HUKUM KARMA

Rabu, 06-01-10 | 22:17 | 735 View
Gurita Cikeas, Begitu Saja Repot
Oleh: M Dahlan Abubakar, Wartawan Senior Sulsel


Setelah membaca Membongkar Gurita Cikeas yang terbit akhir Desember 2009, dan Gurita Bisnis Kalla yang beredar dan diedarkan akhir Juni 2009 lalu, saya berkesimpulan, inilah mungkin yang oleh orang tua-orang tua kita menyebutnya sebagai "karma". Lihat saja respons dan reaksi para pihak yang tersangkut dua gurita itu yang sangat bertolak belakang. Seperti apa itu?

Senin 28 Desember siang, menumpang KM Tilongkabila saya berada di perairan Selayar dalam pelayaran dari Bima, menyinggahi Labuan Bajo-Flores ke Makassar. Lambung kanan kapal penumpang buatan Jerman yang tampak mulai kurang terawat di sana sini itu, miring.

Air laut nyaris menjangkau jendela di dek 2, sementara di lambung kiri jendela tak tersentuh air laut sama sekali. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata banyak penumpang yang sedang melakukan komunikasi melalui telepon selular (ponsel) memanfaatkan tumpahan signal dari base transceiver station (BTS) terdekat.

Saya pun mencoba ikut memperberat lambung kanan kapal. Ya, menghidupkan ponsel yang sejak pukul 13.00 tanggal 28 Desember 2009, saya off-kan lantaran berada di luar kawasan yang tak terjangkau signal. Baru saja on, ponsel saya langsung menjerit. Satu layanan pesan pendek (short message services, SMS) merangsek masuk.

"Membongkar Gurita Cikeas. Perlu? Pesan malam ini," demikian bunyi SMS dari salah seorang orangtua, maha guru, dan juga teman saya yang berdomisili di Jakarta yang tampaknya dikirim pada tanggal 27 Desember malam.

Saya menjawab apa adanya. "Mudah-mudahan saja kasus itu tidak menggoyang eksistensi negara," jawab saya dalam ketidaktahuan sama sekali. Habis, sejak 23 Desember siang hingga 28 Desember sore, saya sama sekali tidak mengikuti perkembangan informasi terkini republik ini.

Malam hari di rumah, saya membuka internet. Mencoba melacak Gurita Cikeas yang saya baca di SMS. Apa gerangan kisahnya. Baru saya mengerti persoalannya. Ternyata bunyi SMS itu tidak seenteng yang saya bayangkan. Saya mengunduh internet hingga pukul 04.00 subuh.

Kesimpulannya, baru ada lagi satu buku yang menghebohkan. Bakal dilarang edar dan ditarik segala, demikian bunyi berita pada salah satu situs berita online. Sepintas lalu, tiba-tiba saya seperti berada kembali di masa Orde Baru, saat begitu banyak buku yang dilarang beredar atau ditarik dari peredarannya oleh penguasa.

"Apakah kita akan kembali lagi ke masa otoriter itu?" Pertanyaan konyol muncul dalam benak saya.
Tepat 1 Januari 2010, saya menamatkan isi buku George Junus Aditjondro tersebut. Saya memperoleh salinannya dari seorang teman yang baru balik dari Jakarta di akhir tahun 2009, di kampus.

Interkoneksi

Yang menghebohkan dari buku karya Aditjondro ini adalah judulnya, "Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century". Menurut saya, isinya biasa-biasa saja. Sang penulis memang memeroleh data dari sumber sekunder, meski ada data primer dari sumber yang dia enggan sebut namanya. Namun data sekunder tersebut bersumber dari media cetak dan media online.

Di sini, pembaca dapat menilai kemampuan Aditjondro dalam merakit serpihan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber yang berserakan itu. Ini tidak mengherankan, karena dia antara tahun 1971-1979 pernah menjadi wartawan TEMPO. Jadi, kemampuan nose for news-nya tidak diragukan lagi.

Pada "Pengantar Penerbit", pembaca memang sudah digiring masuk ke jantung masalah sentral buku dengan mengutip dialog antara Ong Yuliana dengan Anggodo, hasil penyadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ditayangkan melalui TV berjam-jam dalam sidang Mahkamah Konstitusi beberapa bulan silam.

Penulis mengatakan, kecurigaan menyeruak, jangan-jangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlibat dalam lingkaran makelar kasus (markus). Wajar, katanya lagi, apabila opini miring itu tercetus, karena nama SBY terang-terangan disebut Ong Yuliana yang hingga kini tak tahu rimbanya.

Pertanyaan Aditjondro adalah, "uniknya, meski namanya jelas-jelas dicatut, namun SBY terkesan tenang-tenang saja. Padahal, bisa saja SBY menuntut perempuan yang disebut-sebut pernah tersangkut kasus narkoba itu, atas tuduhan pencemaran nama baik.

Tuntutan yang sama sewaktu SBY melaporkan Zaenal Maarif. Ujung-ujungnya inkonsistensi sikap SBY itu menuai kekecewaan banyak pihak. Mengapa SBY tidak tegas, bahkan cenderung bersikap tebang pilih?"

Kalau kita membaca buku ini, memang dapat memberikan gambaran yang jelas keterkaitan sejumlah nama yang terlibat dalam kasus Bank Century dengan eksistensi keluarga Cikeas. Misalnya saja, relasi antara Siti Hartati Murdaya dan Boedi Sampoerna sebagai nasabah kakap Bank Century yang tidak lain penyokong dana kampanye Partai Demokrat (hlm 6).

Yang menarik, Boedi Sampoerna masih sempat menyelamatkan depositonya senilai USD 18 juta berkat bantuan surat "sakti" Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri waktu itu, Komjen (Pol) Susno Duadji pada 7 dan 17 April 2009 (hlm 15).

Nama lain yang muncul dalam buku Aditjondro adalah Artalyta Suryani yang akrab disapa Ayin. Dia menduduki jabatan bendahara di Yayasan Mutu Manikam Nusantara yang Pembinanya adalah Ny Ani Yudhoyono dan Ketuanya adalah Ny Herawati Wirajudha, istri mantan Menlu Hasan Wirajudha.

Kedekatan Ayin dengan Ani, sebut Aditjondro, mengurangi ketegasan KPK dalam membongkar seluruh jejaring korupsi di belakang sang "markus". Ayin adalah orang dekat Syamsul Mursalim, bos Gajah Tunggal yang terlibat dalam skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang masih menyisakan kerugian Rp 4,2 triliun bagi negara.

Buku tersebut merentang interkoneksi berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis dengan keluarga Cikeas. Simpul-simpul bisnis yang tak tersentuh inilah yang diseruak dan tidak terungkap oleh berbagai media selama ini secara komprehensif. Aditjondro memang mengungkap keterkaitan jejaring bisnis tersebut dengan sepak terjang partai politik yang di-pembina-i oleh SBY.

JK Tenang Saja

Terus terang, munculnya buku ini sebenarnya sudah terlambat. Melalui situs resmi SBYPresidenku.com, pro SBY malah sudah lebih dulu mengeluarkan tulisan tentang Gurita Bisnis Kalla. Tulisan itu diluncurkan akhir Juni 2009, sebelum pemilihan presiden dalam tiga seri.

Tulisan tersebut menyorot sepak terjang kelompok bisnis M Jusuf Kalla dengan nuansa yang lebih miring. Siapa pun tidak dapat menyangkal kalau JK memiliki basis bisnis. Hanya saja, tidak banyak yang menengok situs itu atau mungkin JK sendiri tak perlu menanggapinya berlebihan. Saya sendiri baru tahu kalau saja tidak melacak Gurita Cikeas ini.

Tiga tulisan tentang Bisnis JK tersebut menurut saya sangat tendensius. Ini wajar saja, karena situs itu memanfaatkannya sebagai bentuk black campaign menghadapi Pilpres Juli 2009. Sebagai bahan kampanye negatif, jelas selalu dicari aspek dan unsur yang merugikan atau mendiskreditkan citra lawan.

Siapa yang menanam, dia yang menuai. Pembaca dapat menengok ke situs inilah.com dan mengklik judul tulisan tersebut. Yang anehnya, JK tak pusing dengan ketiga seri tulisan tersebut, berbeda dengan reaksi penguasa dengan kemunculan buku Aditjondro ini. SBY sendiri langsung menuding ini fitnah, kata yang mulai mengalami inflasi dari wacana seorang presiden, karena terlalu sering diumbar. Andaikata Gus Dur masih hidup, beliau akan bilang, "Begitu aja kok repot!" (**)

Selasa, 05 Januari 2010

Kamis, 31 Desember 2009

TEMU ALUMNI 09

        Bertempat di kampus cendana SMA Negeri 3 Sengkang Unggulan Kab.Wajo.Para alumni SMA Negeri 3 Sengkang Angkatan Tahun 2009 mengadakan acara Temu Alumni,yang bertepatan dengan menyambut tahun baru 2010.Thema kegiatan tersebut adalah "MEMPERERAT & MENINGKATKAN SOLIDARITAS ALUMNI DENGAN SISWA KEDEPAN".
       Kepala Sekolah, yang diwakili oleh Drs.Abbas C,M.Si, dalam sambutannya,"Diharapkan dalam kegiatan ini para alumni SMA Negeri 3 Sengkang senantiasa menjalin silaturrahim   kepada adik-adiknya, untuk selalu memberikan pengembangan akademik.Begitu pula kepada almamaternya untuk selalu memikirkan pengembangan sekolah di masa-masa yang akan datang".
       Dalam acara ini turut pula dihadiri oleh para pembina SMA Negeri 3 Sengkang yang berbaur dengan para alumni dengan penuh keakraban. Firdaus,selaku Ketua IKA SMA Negeri 3 Sengkang, juga berharap agar kegiatan Temu Alumni ini bisa memberikan efek yang positif baik kepada alumni maupun kepada pihak sekolah.
        Acara ditutup dengan sumbangan lagu dari alumni dan pembina secara bergantian, yang diiringi oleh "BAND SMANTIG" yang dikomandoi oleh Mustaring,S.Pd yang juga selaku pembina Mata Pelajaran Seni.

Selasa, 29 Desember 2009

IKAN GABUS

Pesona
Minggu, 26-07-09 | 22:30 | 885 View
Penemu Suplemen Ikan Gabus, Prof DR dr Nurpudji Astuti
Menghemat Sepuluh Persen Biaya Infus
Oleh: Aswad Syam


INFUS pasien yang kadar albuminnya rendah, menelan biaya yang tidak sedikit yakni sekitar Rp1,4 juta. Karenanya, jagalah, agar kadar albumin normal pada kisaran antara 3,5 � 4,5. Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Dr dr Nurpudji Astuti, mengaku sangat perihatin atas hal tersebut. Dia pun berupaya menemukan bahan lain untuk meningkatkan kadar albumin, dengan biaya yang tidak mencekik leher. Ikan gabus pun menjadi pilihan, karena mudah didapat, dan harganya juga murah.

PADA ujicoba pertama, ahli gizi itu memberikan masakan ikan gabus kepada pasien di RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Berhasil. Kadar albumin pasien meningkat. Kini, ekstrak ikan gabus telah dikemas dalam bentuk kapsul, dengan harga Rp 7000 perkapsul.

Dua kapsul diminum tiga kali sehari. Sama dengan enam kapsul, sama dengan Rp 42 ribu setiap hari. Kalau kapsul harus diminum selama sepuluh hari, jumlah seluruh biaya adalah 10 x Rp 42 ribu atau sama dengan Rp 420 ribu. Bandingkan dengan biaya infus yang sebesar Rp 4,2 juta. Suprise, kita bisa menghemat 90 persen.

Dengan nomor publikasi 047.137.A, tertanggal 8 Maret 2008, Departemen Kehakiman telah mengumumkan permohonan paten yang telah didaftarkan Ibu Astuti dengan nomor P00200600144, dengan judul produk Konsentrat Protein Ikan Gabus.

Untuk lebih menguji kehandalan suplemen makanan itu, kapsul tersebut dikirim Nurpudji ke rekan-rekan dokter di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dengan sebuah pesan, "Berikan kepada pasien gula, patah tulang, TBC, stroke dan gizi buruk". Hasilnya? Pasien lebih cepat sembuh, kondisi juga menjadi lebih baik.

Bagi sebagian orang, ikan gabus tak masuk hitungan lauk favorit. Untuk nelayan pun ikan gabus dianggap kurang bernilai ekonomis. Namun, di tangan dokter Nurpudji Astuti, ikan ini memiliki nilai tambah.

Ikan yang tak disukai karena baunya yang amis ini, dia "sulap" menjadi suplemen makanan yang berfungsi menjaga metabolisme tubuh, menaikkan kadar albumin, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Ikan gabus diracik sedemikian rupa, dibuat serbuk, kemudian dimasukkan dalam kapsul. Bau amis ikan yang tak disukai itu pun hilang dan tak terasa lagi.

Hampir semua pasien berkadar albumin rendah yang diberi suplemen dari ikan gabus ini, kadar albuminnya naik lebih cepat ketimbang pemberian albumin lewat infus. Bahkan, pasien berkadar albumin rendah yang diikuti komplikasi penyakit lain seperti TB, diabetes, patah tulang, stroke, hingga HIV/AIDS, kondisinya bisa lebih baik dengan pemberian kapsul ikan gabus.

Pada anak dengan gizi buruk dan berat badannya kurang, pemberian biskuit dari bubuk ikan gabus, membuat berat badan mereka naik minimal 1 kilogram perbulan. Maka, bersama kader posyandu, petugas puskesmas dan rumah sakit yang merawat anak bergizi buruk, Nurpudji memberikan biskuit ikan gabus secara rutin.

Ibu hamil kurang gizi juga diberi kapsul ikan gabus untuk asupan protein dan zat besi yang diperlukan selama masa kehamilan agar bayi yang dilahirkan lebih sehat. Nurpudji memandang, albumin dalam tubuh sebagai indikasi mortalitas, morbiditas, dan metabolisme tubuh. Albumin juga berfungsi mempertahankan regulasi cairan dalam tubuh.

Bila kadarnya rendah, protein yang masuk ke dalam tubuh akan pecah, dan tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan, penyerapan obat-obatan yang seharusnya berfungsi menyembuhkan, tak akan maksimal.

Oleh karena itu, pasien berkadar albumin rendah diberi infus untuk menaikkan kadar albuminnya. Namun, infus itu biayanya mahal, Rp 1,4 juta setiap pemberian. Ini pun minimal harus diberikan tiga kali. Untuk pasien tak mampu, ini memberatkan.

Kondisi tersebut membuat ibu tiga anak ini berusaha mencari bahan lain untuk menaikkan kadar albumin dengan harga terjangkau. Ahli gizi yang melakukan banyak penelitian ini pun sampai pada ikan gabus yang mengandung kadar albumin tinggi. Ikan gabus dipilih juga karena relatif mudah didapat dan harganya murah.

Dalam percobaan pertama, Pudji memberi masakan ikan gabus kepada pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan. Ikan gabus dalam bentuk makanan ini berhasil menaikkan kadar albumin. Tetapi, jumlah petugas dapur di rumah sakit kurang. Kalaupun ada, mereka kewalahan meracik ikan gabus, apalagi dengan komposisi yang dianjurkan.

"Saya mencoba membuat cairan, lalu dimasukkan melalui selang makanan. Ini pun berhasil, tetapi banyak pasien yang menolak baunya," tutur Pudji.

Dia lalu mencari cara agar pemberian ikan gabus bisa lebih mudah. Bersama beberapa rekannya, Nurpudji melakukan percobaan membuat ekstrak ikan gabus dan memasukkannya dalam kapsul. Cara ini berhasil karena pemberiannya lebih mudah, dan pasien tak lagi menolak baunya.

Nurpudji sebenarnya meneliti ikan gabus sejak 1994. Pada 2003, Nurpudji mulai memberikan cairan ikan gabus melalui selang makanan pada pasien di Rumah Sakit Wahidin. Tahun 2004-2005, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini membuat ikan gabus dalam bentuk kapsul.

Untuk meyakinkan dan membuktikan suplemen makanan yang dibuat itu bisa diterima di mana-mana, Pudji mengirimkan kapsul tersebut kepada rekan dokter di berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jakarta.

"Saya minta mereka memberikannya kepada pasien dengan beragam penyakit seperti luka patah tulang, stroke, gula, TB, atau gizi buruk. Hasilnya, pemberian suplemen makanan ini membuat pasien sembuh lebih cepat, dan kondisinya menjadi lebih baik," paparnya. (asw)

DAUN DEWA

KHASIAT DAUN DEWA

Daun umbi dewa memiliki khasiat dan manfaat sangat banyak, diantaranya: 1) Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul 2) melancarkan sirkulasi darah 3) menghentikan pendarahan 4) pembengkakan payudara 5) melancarkan haid 6) kolesterol tinggi 7) hipertensi 8) mencegah tumor, 9) mengobati kencing manis 10) diabetes 11) Umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan 12) Pendarahan 13) tulang patah, dan lain-lain. 14) Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah) 15) mencairkan bekuan darah 16) stimulasi sirkulasi 17) menghentikan perdarahan 18) menghilangkan panas 19) membersihkan racun. 20) Bagian daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kutil dan tumor. 21) Salah satu manfaat yang diambil dari Daun Dewa yaitu tumbuhan tersebut bersifat anti coagulant atau mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun, anti karsinogen dan antimutagenitas, diuretik. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan yang memiliki rasa khas dan sifat netral. 22) Mengobati dan Mencegah sakit jantung 23) Kolesterol 24) Melancarkan sirkulasi tubuh 25) Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman. Bagian daun berguna untuk luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan pendarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, dan digigit binatang berbisa. 26) Bagian umbi di bagian akar bawah, berguna untuk menghilangkan bekuan darah (haematom),pembengkakan, tulang patah (fraktur) dan pendarahan. 27) Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun temurun dari berbagai negara dan daerah, Daun Dewa dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut: * Luka terpukul. Ambil daun dewa segar 15 - 30 gram direbus dengan air kira-kira untuk tiga kali minum atau ditumbuk, diambil air-nya, campur dengan arak yang dipanaskan, minum rutin tiga kali sehari. Jika sudah membaik hentikan. * Pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan muntahdarah. Tanaman lengkap 1 batang, direbus, minum. * Kejang pada anak. Satu batang daun dewa diambil airnya, campur arak, minum. * Digigit ular atau digigit binatang lain. Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan ke tempat yang digigit. * Kutil dan uci-uci. Daun dewa 5 lembar dihaluskan dan dilumurkan pada tempat berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya. * Tumor. Ambil Daun dewa 3 - 4 lembar, kemudian dimakan mentah atau dilalap. * Menghilangkan bekuan darah di pembuluh darah sehingga mencegah dan mengobati stroke dan serangan jantung. Umbi daun dewa segar sekitar 10 gram ditumbuk halus, tambahkan air setengah gelas, saring, peras, minum, setiap sore. Atau, daun 2-4 lembar untuk lalap (tiga kalisehari). * Batu kandung kemih. Ambil 15 gram daun dewa ditumbuk halus, tambahkan air segelas, saring, peras, minum tiga kali sehari. 28) Umbinya dapat menghilangkan pembekuan darah di pembuluh darah, sehingga memungkinkan sebagai obat stroke dan jantung koroner. Selain itu umbinya berkhasiat untuk mengatasi bengkak karena memar, tulang patah, perdarahan sehabis melahirkan, dan sakit jantung. 29) Daunnya berguna untuk luka pukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, terlambat datang bulan dan digigit binatang berbisa. 30) Dln PRIMA SAUDA PLUS RACIKAN RAHASIA DAN TEPAT HABBATUSSAUDA + TEMULAWAK + SAMBILOTO + UMBI DAUN DEWA INSYA ALLAH SEGALA MACAM PENYAKIT BISA DIOBATI. AMIN. HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)

PENDIDIKAN KITA GELISAH

Selasa, 24-11-09 | 21:19 | 550 View
Kegelisahan Pendidikan: Catatan Atas Terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 75/2009
Oleh: Ismail Suardi Wekke (Peneliti pada LPPM Universitas Fajar)


Terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dengan Nomor 75 tahun 2009 tentang Ujian Nasional (UN), mengatur pelaksanaan UN yang biasanya berlangsung pada April menjadi minggu ketiga Maret 2009. Apa dampaknya bagi dunia pendidikan kita?

UN telah mengubah wajah pendidikan kita. Ada keinginan yang kuat bagi setiap peserta didik untuk lulus dalam UN. Akan tetapi di sisi lain, ujian bukan lagi dijadikan sebagai proses pendidikan tetapi berbalik arah menjadi tujuan.

Bahkan di beberapa tempat ditemukan adanya kecurangan-kecurangan dalam rangka mencapai tujuan lulus. Ini tentunya mengabaikan dasar utama ujian sebagai alat yang dijadikan dalam pengambilan keputusan. Padahal seharusnya, ujian menggambarkan keandalan dan kesahihan data peserta didik. Selanjutnya dengan data tersebut maka dapat diambil keputusan untuk proses pendidikan ke jenjang berikutnya.

Jika hasil ujian merupakan rekayasa, maka tentunya mata rantai pendidikan akan berjalan bukan pada arah yang tepat. Wajar jika pendidikan kita semakin terpuruk. Lulusan satuan pendidikan tidak dapat menjadi tenaga kerja produktif karena keterampilan yang diharapkan dikuasai di bangku sekolah tidak diperoleh.

Sebaliknya menjadi pengangguran, secara otomatis akan menjadi beban bangsa. Lulusan yang dikeluarkan oleh sekolah sekadar memenuhi syarat formal UN, sementara keterkaitan (link) dan kesepadanan (match) tidak diperhatikan.

Betapa banyak sarjana pertanian yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, tetapi keterpurukan sistem pertanian nasional masih menjadi problema sampai saat ini. Termasuk juga alumni fakultas kelautan setiap wisuda juga ditasbihkan sebagai lulusan perguruan tinggi, tetapi pengelolaan laut kita masih terabaikan.

Keterkaitan dan kesepadanan seharusnya mempertimbangkan tiga hal, yaitu (1) tempat, pendidikan harus memberikan kompetensi kepada setiap lulusan untuk mengenali tempatnya masing-masing. Tidak hanya dalam skala global tetapi nasional dan lokal; (2) waktu, tantangan-tantangan yang dihadapi peserta didik, tidak hanya untuk masa sekarang tetapi juga masa yang akan datang.

Pendidikan harus mempersiapkan peserta didik untuk hidup hari ini dan esok; dan (3) ranah pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan. Namun jangan sampai karena mengejar penguasaan iptek lalu kemudian identitas dan tradisi lalu ditinggalkan. Contoh terbaik di Asia, dapat kita saksikan melalui Korea dan Jepang.

Kemajuan dua bangsa itu dapat bersaing dengan bangsa maju lainnya. Secara bersamaan tradisi dikekalkan dan inovasi diterapkan. Ini menunjukkan bahwa dengan menguasai iptek dan ikut dalam percaturan global, bukan berarti kemudian peserta didik harus terasing alam lingkungannya serta mengikuti tradisi budaya negara darimana iptek itu berasal.

Ketiga pertimbangan tersebut harus berjalan secara bersamaan. Sebagaimana praktik yang sering diwujudkan berbagai kalangan di negara kita, proses penanganan setiap sektor berbeda-beda sehingga bukan lagi sesuatu yang aneh jika ada ketimpangan dan ketidaksepaduan pembangunan.

Jika pendidikan kita dikelola dengan tidak memperhatikan prinsip-prinsip keterkaitan dan
kesepadanan, maka secara terus menerus kita hanya mampu melatih tenaga kerja yang tidak memiliki kompetensi secara khas. Akibatnya, tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri, tetap akan menjadi pekerja kasar. Buruh migran yang merantau ke luar negeri tetap akan dieksploitasi dan menjadi pemikul beban dari kebijakan yang tidak memperhatikan keselamatan mereka.

Berkaitan dengan wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan berkaitan dengan penghapusan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguran Tinggi Negeri) dan menjadikan Ujian Nasional (UN) sebagai tiket untuk memasuki perguruan tinggi, sangat kontraproduktif. UN dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi pendidikan di tingkat sekolah menengah. Sementara SNMPTN merupakan alat seleksi untuk memasuki jurusan tertentu.

Menggabungkan dua hal yang mempunyai tujuan berbeda bukan langkah tepat. Jika kemudian menganggap ada masalah berkaitan dengan UN dan SNMPTN, maka tentunya bukan langkah penghapusan yang harus dilakukan, tetapi perlu perbaikan secara menyeluruh. Sebelum sampai kepada perbaikan implementasi UN dan SNMPTN, maka yang paling penting diperbaiki adalah paradigma tentang tes dan menjadikan kejujuran sebagai nilai dasar pendidikan.

Pertama, paradigma tentang tes. Tes seleksi dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan peserta untuk memasuki jurusan tertentu. Jika seorang peserta didik memaksakan diri untuk memasuki jurusan tertentu tanpa kemampauan dasar yang dimiliki, maka akan menjadi bumerang. Oleh karena itu, dengan adanya SNMPTN memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menguji kemampuannya dalam rangka memenuhi kualifikasi kepada jurusan yang diminatinya.

Kedua, kejujuran sebagai nilai dasar. Sebagus apapun tes yang dijalankan, jika kemudian perilaku curang masih mewabah, maka akan sia-sia. Ada kecenderungan, pelaksanaan UN menjadikan perilaku curang dilaksanakan secara berjamaah. Naskah ujian dibuka sebelum pelaksanaan ujian dan dijawab secara bersama oleh regu guru. Setelah itu, kunci jawaban diedarkan ke para peserta ujian, dengan dalih malu untuk mendapatkan predikat sekolah dengan tingkat kelulusan yang rendah.

Akibatnya, bibit-bibit ketidakjujuran telah disemai sejak awal di bangku pendidikan. Maka, jangan pernah berharap korupsi dan penyelewengan akan semakin menurun di masa datang. Pada saat yang sama, pelaksanaan ujian masuk ke perguruan tinggi sangat beragam. Dengan adanya berbagai macam tes ke perguruan tinggi jika dilaksanakan dengan tujuan untuk menyaring sebanyak-banyak potensi peserta didik yang akan diterima di bangku kuliah merupakan tujuan yang sangat ideal.

Sayangnya dengan berbagai macam seleksi seperti JNS (jalur Non Subsidi), UMB (Ujian Masuk Bersama), RESO (Reguler Sore), PMJK (Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus), PMB (Penelurusan Minat dan Bakat) serta berbagai istilah lainnya, berdampak kepada pembayaran SPP.

Besaran untuk sumbangan pendidikan yang disetorkan peserta didik bukan melalui penilaian prestasi dan kemampuan eknonomi tetapi melalui jenis tes apa yang memberikan tes untuk duduk di bangku kuliah. Praktik seperti ini, tentunya mencederai fungsi tes itu sendiri.

Semestinya sebagai alat pengukuran untuk melihat kemampuan peserta didik, maka tes yang ditempuh sebagai alat seleksi untuk memasuki perguruan tinggi, tidak mengandung konsekuensi pembedaan pembayaran. Sebagai tes, maka lumrahnya pembedaan yang muncul adalah distribusi peserta didik ke berbagai jurusan yang ada di perguruan tinggi.

Terakhir, pendidikan nasional semestinya menguatkan peserta didik kepada akar identitas kebangsaan. Pendidikan kita tidak boleh mencetak anak muda yang gandrung kepada kebudayaan lain tetapi adanya keinginan untuk mempertahankan identitas sekaligus mengadopsi budaya positif bangsa lain. Tetapi harapan itu tinggallah mimpi belaka.

Anak muda hari ini lebih mengenal komik Jepang, busana Korea, musik Eropa dan film Amerika. Tidak tersisa lagi ruang bagi adanya kesadaran akan keIndonesiaan. Kalau kemudian isu-isu seperti ini tidak lagi menjadi perhatian pemangku kebijakan, maka peserta didik akan kehilangan identitas. Kalau itu yang terjadi lalu untuk apa pendidikan nasional kita dibangun? (**)

INFO AKTUAL

Senin, 23-11-09 | 21:26 | 514 View
Investasi Asing
Oleh : H.M.Idris Arief, MS


Salah satu kebijaksanaan utama pemerintah dewasa ini adalah memacu pertumbuhan ekonomi. Memacu pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang gampang, banyak variabel yang mempengaruhinya antara lain faktor modal. Dana dalam negeri sangat terbatas. Untuk ini, salah satu sumber utama adalah pembiayaan eksternal yang antara lain berasal dari investasi luar negeri (foreign investment).

Investasi luar negeri ini ada dua jenis, yaitu investasi portofolio (indirect investment) dan investasi langsung (direct investment). Investasi portfolio dapat berbentuk pembelian surat-surat berharga dalam negeri yang dapat berbentuk SUN atau SBI dan lain-lain. Di Indonesia kepemilikan asing terhadap SUN diperkirakan sebesar 10 miliar dollar AS dan SBI sebanyak 5 miliar dollar As.

Jenis investasi ini kurang baik untuk pembelanjaan pembangunan. Hal ini disebabkan misalnya jika investor asing melihat suku bunga dalam negeri tinggi, maka para pemodal luar negeri akan meminjam modal di bank-bank luar negeri yang bunganya relatif rendah dan mendepositokan uang tersebut pada surat berharga dalam negeri yang bunganya relatif tinggi, dan pada saat tingkat bunga dalam negeri rendah, maka para deposan luar negeri akan segera menarik uangnya dari dalam negeri yang selanjutnya hal ini akan menyebabkan terjadinya larinya modal ke luar negeri (capital flight).

Situasi ini akan berdampak negatif karena dapat mengguncangkan perkonomian dalam negeri. Biasanya investasi jenis ini berjangka pendek yang sewaktu-waktu para deposan segera menarik uangnya. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis investasi asing yang baik untuk memacu pembangunan ekonomi adalah investasi langsung luar negeri (foreign direct investment). Investasi jenis ini dimana pihak asing memiliki kekayaan secara pisik dalam negeri di mana ia mengadakan investasi.

Kebaikan-kebaikan investasi jenis ini antara lain:
1. Menciptakan tambahan riil kapasitas produksi di negara atau daerah tempat investasi. Selanjutnya hal ini akan mendorong kenaikan pendapatan riil di negara/daerah tersebut.
2. Dapat membawa teknik-teknik produksi baru, keahlian entrepreneur, membawa innovasi- innovasi, memberikan pelatihan dan pelajaran, dll kepada tenaga kerja di daerah setempat.
3. Mendorong dan membantu investasi dalam negeri dalam berbagai bentuk, misalnya partnership, penyediaan bahan kebutuhan industri, pemasaran hasil produksi, dan lain-lain).
4. Penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Hal ini sangat penting khususnya di Indonesia. Salah satu masalah utama yang dihadapi dewasa ini adalah pengangguran (unemployment). Jumlah penganggur terbuka (open unemployment) dewasa ini diperkirahkan 9,5 juta, dan kalau diperhitungkan dengan jenis penganggur lainnya misalnya setengah menganggur, penganggur terselubung (diquised unmployment) dll maka jumlah penganggur seluruhnya diperkirakan 38 juta.

Jumlah angkatan kerja setiap tahun akan bertambah sekitar 2,03 juta orang, yang dapat diserap diperkirakan setiap tahunnya hanya 1,09 juta orang. Daya serap yang rendah ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi (economic growth) relatif masih rendah. Diperkirahkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2 persen. Untuk menyerap angkatan kerja tersebut dibutuhkan pertumbuhan ekonomi minimal 7 persen (level of magnitude) yang tentu membutuhkan investasi yang sangat besar.

5. Dampak eksternal ekonomi terhadap daerah investasi. Dalam hal ini penduduk setempat dapat menikmati fasilitas yang diadakan oleh perusahaan misalnya listrik, sekolah-sekolah, prasarana jalanan, sarana kesehatan, dan lain-lain.
Namun demikian, investasi asing kurang terangsang masuk ke dalam negeri disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang kurang memadai. Hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh pihak PMA.
2. Tidak adanya kepastian hukum. Kepastian hukum bagi para investor sangat mereka butuhkan dalam melaksanakan usahanya. Dengan kurangnya kepastian hukum menyebabkan mereka enggan menanamkan modalnya, malahan para investor asing yang sudah ada banyak memindahkan usahanya (relokasi) ke negara lain misalnya ke RRC, India, Vietnam, Kamboja, Korea, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
3. Kasus-kasus perburuhan yang sering dipolitisir misalnya : pemogokan, demonstrasi, dan lain-lain. Hal-hal semacam ini juga akan sangat mengganggu dan merugikan usaha kegiatan mereka.
4. Meningkatnya ketidakpastian global yang mempengaruhi rasa aman dalam kegiatan penanaman modal dalam negeri.
5. Munculnya negara yang sangat menyajikan PMA, misalnya RRC merupakan negara tujuan terbesar arus masuk PMA yang mengalir ke kawasan Asia dalam tahun-tahun mendatang, didukung oleh pertumbuhan pasar dalam negeri yang cukup tinggi, biaya produksi yang murah, serta ketersediaan tenaga kerja yang relatif murah dan memadai. Begitu pula India.
6. Ekonomi biaya tinggi (high cost economic). Timbulnya ekonomi biaya tinggi disebabkan antara lain karena banyaknya pungutan-pungutan yang merupakan biaya siluman (invisible cost). Biaya-biaya semacam ini sangat memberatkan mereka. Akibat ekonomi biaya tinggi ini beberapa perusahaan asing hengkang dari Indonesia dan mencari tempat penanaman modal di negara-negara yang lebih menguntungkan.

Di samping hal-hal yang menguntungkan seperti telah dikemukakan di atas, investasi asing memiliki kelemahan-kelemahan untuk di daerah investasi antara lain:
1. Kontrol dari luar negeri
Kontrol dari luar negeri ini dapat berasal dari pemerintah investor luar negeri ataukah badan internasional, misalnya International Monetary Funds (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan lain-lain. Kontrol ini kadang-kadang sangat merugikan negara tempat investasi.
2. Menghabiskan/menguras sumber daya yang kita miliki utamanya sumber daya alam (natural resources). Biasanya mereka mengadakan kontrak sesuai jumlah cadangan (deposit) di bawah tanah. Dengan demikian setelah selesai kontrak maka sumber daya alam sudh terkuras habis yang tinggal adalah kerusakan lingkungan.
3. Sering investor luar negeri khususnya yang bergerak di sektor pertambangan (mining) kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Banyak dijumpai kehancuran lingkungan di sekitar kawasan proyek tersebut.
4. Dapat menimbulkan �dual economic� (ekonomi serba dua). Didaerah investasi (utamanya pertambangan) diperlakukan sebagai pulau pembangunan yang penuh dengan fasilitas modern, sangat gemerlapan, tetapi daerah sekitar proyek sangat terbelakang (backwardness), penuh kekumuhan, kemiskinan, dan ekonomi subsistem.

Situasi demikian ini dapat menimbulkan kerawanan sosial yang selanjutnya dapat memicu benturan sosial yang biaya sosialnya (social cost) sangat tinggi, karena bukan saja menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga akan mengganggu kastabilan politik, sosial, keamanan, dan lain-lain. Kadang-kadang dikatakan sumber daya alam yang melimpah pada suatu daerah dapat merupakan kutukan, dikatakan demikian karena SDA yang melimpah tersebut bukannya memakmurkan masyarakat lokal tapi malahan menyengsarakan.

5. Data yang dikemukakan oleh pihak investor kadang-kadang perlu dipertanyakan keakuratannya. Sebagai contoh Exxon Mobil pada saat explorasi menyatakan cadangan minyak di Blok Cepu sebesar 781 juta barel, kapasitas produksi menurut Exxon 165 ribu barel perhari. Dengan demikian kalau dihitung secara sederhana maka masa eksploitasi hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Timbul pertanyaan kalau benar cadangan minyak hanya 781 juta barel, mengapa perusahaan ini ingin memperpanjang kontrak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2030. Tentu cadangan minyak jauh lebih besar dari yang dikemukakan.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi asing dibutuhkan dalam memacu pembangunan, hanya yang perlu diwaspadai adalah dampak negatif keberadaan investasi asing tersebut yang sering sangat merugikan daerah tempat investasi. (**)
Salah satu kebijaksanaan utama pemerintah dewasa ini adalah memacu pertumbuhan ekonomi. Memacu pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang gampang, banyak variabel yang mempengaruhinya antara lain faktor modal. Dana dalam negeri sangat terbatas. Untuk ini, salah satu sumber utama adalah pembiayaan eksternal yang antara lain berasal dari investasi luar negeri (foreign investment).

Investasi luar negeri ini ada dua jenis, yaitu investasi portofolio (indirect investment) dan investasi langsung (direct investment). Investasi portfolio dapat berbentuk pembelian surat-surat berharga dalam negeri yang dapat berbentuk SUN atau SBI dan lain-lain. Di Indonesia kepemilikan asing terhadap SUN diperkirakan sebesar 10 miliar dollar AS dan SBI sebanyak 5 miliar dollar As.

Jenis investasi ini kurang baik untuk pembelanjaan pembangunan. Hal ini disebabkan misalnya jika investor asing melihat suku bunga dalam negeri tinggi, maka para pemodal luar negeri akan meminjam modal di bank-bank luar negeri yang bunganya relatif rendah dan mendepositokan uang tersebut pada surat berharga dalam negeri yang bunganya relatif tinggi, dan pada saat tingkat bunga dalam negeri rendah, maka para deposan luar negeri akan segera menarik uangnya dari dalam negeri yang selanjutnya hal ini akan menyebabkan terjadinya larinya modal ke luar negeri (capital flight).

Situasi ini akan berdampak negatif karena dapat mengguncangkan perkonomian dalam negeri. Biasanya investasi jenis ini berjangka pendek yang sewaktu-waktu para deposan segera menarik uangnya. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis investasi asing yang baik untuk memacu pembangunan ekonomi adalah investasi langsung luar negeri (foreign direct investment). Investasi jenis ini dimana pihak asing memiliki kekayaan secara pisik dalam negeri di mana ia mengadakan investasi.

Kebaikan-kebaikan investasi jenis ini antara lain:
1. Menciptakan tambahan riil kapasitas produksi di negara atau daerah tempat investasi. Selanjutnya hal ini akan mendorong kenaikan pendapatan riil di negara/daerah tersebut.
2. Dapat membawa teknik-teknik produksi baru, keahlian entrepreneur, membawa innovasi-innovasi, memberikan pelatihan dan pelajaran, dll kepada tenaga kerja di daerah setempat.
3. Mendorong dan membantu investasi dalam negeri dalam berbagai bentuk, misalnya partnership, penyediaan bahan kebutuhan industri, pemasaran hasil produksi, dan lain-lain).
4. Penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Hal ini sangat penting khususnya di Indonesia. Salah satu masalah utama yang dihadapi dewasa ini adalah pengangguran (unemployment). Jumlah penganggur terbuka (open unemployment) dewasa ini diperkirahkan 9,5 juta, dan kalau diperhitungkan dengan jenis penganggur lainnya misalnya setengah menganggur, penganggur terselubung (diquised unmployment) dll maka jumlah penganggur seluruhnya diperkirakan 38 juta.

Jumlah angkatan kerja setiap tahun akan bertambah sekitar 2,03 juta orang, yang dapat diserap diperkirakan setiap tahunnya hanya 1,09 juta orang. Daya serap yang rendah ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi (economic growth) relatif masih rendah. Diperkirahkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2 persen. Untuk menyerap angkatan kerja tersebut dibutuhkan pertumbuhan ekonomi minimal 7 persen (level of magnitude) yang tentu membutuhkan investasi yang sangat besar.

5. Dampak eksternal ekonomi terhadap daerah investasi. Dalam hal ini penduduk setempat dapat menikmati fasilitas yang diadakan oleh perusahaan misalnya listrik, sekolah-sekolah, prasarana jalanan, sarana kesehatan, dan lain-lain.
Namun demikian, investasi asing kurang terangsang masuk ke dalam negeri disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang kurang memadai. Hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh pihak PMA.
2. Tidak adanya kepastian hukum. Kepastian hukum bagi para investor sangat mereka butuhkan dalam melaksanakan usahanya. Dengan kurangnya kepastian hukum menyebabkan mereka enggan menanamkan modalnya, malahan para investor asing yang sudah ada banyak memindahkan usahanya (relokasi) ke negara lain misalnya ke RRC, India, Vietnam, Kamboja, Korea, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
3. Kasus-kasus perburuhan yang sering dipolitisir misalnya : pemogokan, demonstrasi, dan lain-lain. Hal-hal semacam ini juga akan sangat mengganggu dan merugikan usaha kegiatan mereka.
4. Meningkatnya ketidakpastian global yang mempengaruhi rasa aman dalam kegiatan penanaman modal dalam negeri.
5. Munculnya negara yang sangat menyajikan PMA, misalnya RRC merupakan negara tujuan terbesar arus masuk PMA yang mengalir ke kawasan Asia dalam tahun-tahun mendatang, didukung oleh pertumbuhan pasar dalam negeri yang cukup tinggi, biaya produksi yang murah, serta ketersediaan tenaga kerja yang relatif murah dan memadai. Begitu pula India.
6. Ekonomi biaya tinggi (high cost economic). Timbulnya ekonomi biaya tinggi disebabkan antara lain karena banyaknya pungutan-pungutan yang merupakan biaya siluman (invisible cost). Biaya-biaya semacam ini sangat memberatkan mereka. Akibat ekonomi biaya tinggi ini beberapa perusahaan asing hengkang dari Indonesia dan mencari tempat penanaman modal di negara-negara yang lebih menguntungkan.

Di samping hal-hal yang menguntungkan seperti telah dikemukakan di atas, investasi asing memiliki kelemahan-kelemahan untuk di daerah investasi antara lain:
1. Kontrol dari luar negeri
Kontrol dari luar negeri ini dapat berasal dari pemerintah investor luar negeri ataukah badan internasional, misalnya International Monetary Funds (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan lain-lain. Kontrol ini kadang-kadang sangat merugikan negara tempat investasi.
2. Menghabiskan/menguras sumber daya yang kita miliki utamanya sumber daya alam (natural resources). Biasanya mereka mengadakan kontrak sesuai jumlah cadangan (deposit) di bawah tanah. Dengan demikian setelah selesai kontrak maka sumber daya alam sudh terkuras habis yang tinggal adalah kerusakan lingkungan.
3. Sering investor luar negeri khususnya yang bergerak di sektor pertambangan (mining) kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Banyak dijumpai kehancuran lingkungan di sekitar kawasan proyek tersebut.
4. Dapat menimbulkan �dual economic� (ekonomi serba dua). Didaerah investasi (utamanya pertambangan) diperlakukan sebagai pulau pembangunan yang penuh dengan fasilitas modern, sangat gemerlapan, tetapi daerah sekitar proyek sangat terbelakang (backwardness), penuh kekumuhan, kemiskinan, dan ekonomi subsistem.

Situasi demikian ini dapat menimbulkan kerawanan sosial yang selanjutnya dapat memicu benturan sosial yang biaya sosialnya (social cost) sangat tinggi, karena bukan saja menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga akan mengganggu kastabilan politik, sosial, keamanan, dan lain-lain. Kadang-kadang dikatakan sumber daya alam yang melimpah pada suatu daerah dapat merupakan kutukan, dikatakan demikian karena SDA yang melimpah tersebut bukannya memakmurkan masyarakat lokal tapi malahan menyengsarakan.

5. Data yang dikemukakan oleh pihak investor kadang-kadang perlu dipertanyakan keakuratannya. Sebagai contoh Exxon Mobil pada saat explorasi menyatakan cadangan minyak di Blok Cepu sebesar 781 juta barel, kapasitas produksi menurut Exxon 165 ribu barel perhari. Dengan demikian kalau dihitung secara sederhana maka masa eksploitasi hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Timbul pertanyaan kalau benar cadangan minyak hanya 781 juta barel, mengapa perusahaan ini ingin memperpanjang kontrak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2030. Tentu cadangan minyak jauh lebih besar dari yang dikemukakan.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi asing dibutuhkan dalam memacu pembangunan, hanya yang perlu diwaspadai adalah dampak negatif keberadaan investasi asing tersebut yang sering sangat merugikan daerah tempat investasi. (**)